Thursday 8 December 2011

Perdarahan Trimester II


Trimester II pada kehamilan yaitu apabila usia kehamilan antara 12 - 28 minggu. Saat itu tidak tertutup kemungkinan adanya pendarahan yang terjadi. Setiap perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan dapat dianggap akan mengancam kelangsungan kehamilan
            Pada Trimester II kehamilan perdarahan selain disebabkan karena Abortus dan Kehamilan Ektopik juga disebabkan oleh Partus Prematurus, Mola dan Inkompetensi Servik.
            Prematurus imminent adalah bakat terjadinya kelahiran imaturus pada janin gejalanya mirip dengan Abortus Iminens. Apabila berlangsung terus menerus akan terjadi partus imaturus yaitu kehamilan 16-28 minggu, berat janin kurang dari 1000 gram, dan tidak dapat hidup di luar kandungan. Dan apabila kehamilan dapat diteruskan sampai masuk trimester III namun pendarahan masih tetap terjadi, bisa terjadi Partus prematurus imminent yaitu kehamilan 28-37 minggu, berat badan lahir 1000-2500 gram. Penyebabnya sulit diketahui secara jelas namun hal ini bisa terjadi karena faktor-faktor seperti keadaan sosial ekonomi rendah, penyakit ibu yang menyertai kehamilan, penyulit dalam kebidanan, kelainan anatomi rahim, kelainan kongenital rahim dan Infeksi pada vagina. Gejala yang terjadi yaitu :
1.   Perdarahan
Berlangsung ringan sampai dengan berat. Perdarahan pervaginam biasanya ringan berlangsung berhari-hari dan warnanya merah kecoklatan.
2.   Nyeri:
“Cramping pain”, rasa nyeri seperti pada waktu haid di daerah suprasimfiser (atas simfisis), pinggang dan tulang belakang yang bersifat ritmis.
1.      Febris:
Menunjukkan proses infeksi intra genital, biasanya disertai lochea berbau dan nyeri pada waktu pemeriksaan dalam.
            Mola atau penyakit trofoblas yaitu penyakit yang disebabkan dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta yang bersifat neoplasitik (berhubungan dengan neoplasma atau tumor). Salah satu penyakit trofoblas yang terkenal yaitu Mola hidatidosa atau yang sering disebut dengan hamil anggur yakni jonjot-jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Komplikasi penyakit ini yaitu pendarahan yang hebat yang dapat mengakibatkan syok dan kalau tidak segera ditolong dapat berakibat fatal, serta apabila pendarahan ini berulang-ulang dapat menyebabkan anemia. Mola hidatidosa apabila tidak ditangani dapat menjadi ganas yaitu menjadi mola destruens atau koriokarsinoma.
            Inkompetensi servik yaitu serviks yang secara tidak normal cenderung berdilatasi pada trimester kedua kehamilan, yang dapat mengakibatkan ekspulsi premature dari fetus.
      Pemeriksaan obstetri lengkap dan USG perlu dikerjakan pada setiap perdarahan trimester II. Pada USG dapat dipantau pertumbuhan dan keadaan bayi dalam kandungan. Pasien dengan perdarahan trimester II memerlukan pemeriksaan rutin spesialistik, dan karditokografi dapat diindikasikan pada kehamilan trimester III
Penanganan perdarahan yang disebabkan partus prematurus imminen berupa istirahat baring, pemberian tokolitik dan penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm. Untuk mola hidatidosa penanganannya yaitu menghentikan pendarahan terlebih dahulu kemudian dilakukan kuretase. Sedangkan pada inkompetensi servik dapat dilakukan pengikatan servik.

Sumber :
-          Mochtar R. Sinopsis Obstetri I. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC:1998
-          Winknyosastro H. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: 1999
-          Manuaba Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta: 1998
-          Dorland. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta. EGC: 1998

No comments:

Post a Comment