Thursday 15 December 2011

Hiperemesis Gravidarum


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering terdapat pada trisemester pertama kehamilan. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala - gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (sampai 16 minggu). Namun lain halnya dengan Hiperemsis gravidarum yaitu mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk, terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, terjadi begitu hebat dimana segala yang dimakan dan diminum ibu hamil dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum, pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi.

Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan jelas. Tetapi faktanya ditemukan sebagai berikut:
1.  Lebih sering pada kehamilan pertama dengan kecendrungan berulang pada kehamilan berikutnya.
2. Ada riwayat keluarga dengan hiperemesis gravidarum.
3. Sering ditemukan pada mola hidatidosa (hamil anggur) dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Chorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
4.Lebih sering pada kehamilan yang tidak direncanakan.
5.Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak yang dapat menimbulkan reaksi mual dan muntah.
6.Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
            Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
            Hiperemesis geavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah memiliki gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami mual muntah yang lebih berat.
            Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi selain itu juga dapat menyebabkan  dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Tanda dan gejala
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum yang menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
1.
Tingkat I (ringan) : muntah yang terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, dan merasa nyeri pada ulu hati. Nadi meningkat sekitar 100 permenit tekanan darah sistolik menurun.
2. Tingkat II  (sedang) : Penderita tampak lemah, lidah kering , nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik . Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,  oliguria dan konstipasi.
3. Tingkat III (berat): Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan yang paling parah adalah koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
Pencegahan terhadap hiperemesis graviadarum perlu dilaksanakan dengan
jalan :
§  Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses    yang fisiologik
§  Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
§  Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
§  Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
§  Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
§  Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau hangat atau sangat dingin.
§  Dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula, karena menghindarkan kekurangan karbohidrat sehingga defekasi (BAB) berjalan teratur.
Sumber : Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 2007

No comments:

Post a Comment