Sunday, 4 December 2011

Asma pada Kehamilan


Kehamilan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap fisiologi pernapasan. ada 4 faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat hubunganya dengan fungsi pernapasan, yaitu rahim yang membesar, perubahan hormonal, meningkatnya volume darah dan cardiac output serta perubahan imunologik. Biasanya kehamilan tidak mempengaruhi asma bronkial akan tetapi serangan asma dapat timbul akibat kehamilan atau penyakitnya berkurang atau bahkan bertambah.
Penelitian di Australia pada akhir tahun 90-an menunjukkan bahwa sekitar 30% ibu hamil dan penderita asma justru gejala asmanya membaik, 50% tidak ada perubahan dari kondisi sebelum hamil, dan hanya 20% yang asmanya memburuk. Biasanya serangan asma akan timbul mulai usia kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu, dan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi (Evariny A, 2008).
Asma adalah penyakit respirasi kronis yang ditandai dengan :

Klasifikasi asma berdasarkan frekuensi munculnya:
1.      Intermitten, yaitu sering tanpa gejala atau munculnya kurang dari 1 kali dalam seminggu dan gejala asma malam kurang dari 2 kali dalam sebulan. Jika seperti itu yang terjadi, berarti faal (fungsi) paru masih baik.
2.      Persisten ringan, yaitu gejala asma lebih dari 1 kali dalam seminggu dan serangannya sampai mengganggu aktivitas, termasuk tidur. Gejala asma malam lebih dari 2 kali dalam sebulan. Semua ini membuat faal paru relatif menurun.
3.      Persisten sedang, yaitu gejala asma terjadi setiap hari dan serangan sudah mengganggu aktivitas, serta terjadinya 1-2 kali seminggu. Gejala asma malam lebih dari 1 kali dalam seminggu. Faal paru menurun
4.      Persisten berat, gejala asma terjadi terus-menerus dan serangan sering terjadi. Gejala asma malam terjadi hampir setiap malam. Akibatnya faal paru sangat menurun.
Gejala Asma :
  1. Serangan asma akut ringan, dengan gejala:
- Rasa berat di dada,
- Batuk kering ataupun berdahak,
- Gangguan tidur malam karena batuk atau sesak napas,
- Mengi tidak ada atau mengi ringan,
- APE (Arus Puncak Aspirasi) kurang dari 80 %.
  1. Serangan Asma akut sedang, dengan gejala:
- Sesak dengan mengi agak nyaring,
- Batuk kering/berdahak,
- Aktivitas terganggu,
- APE antara 50-80%.
  1. Serangan Asma akut berat, dengan gejala:
- Sesak sekali,
- Sukar berbicara dan kalimat terputus-putus,
- Tidak bisa berbaring, posisi mesti 1/2 duduk agar dapat bernapas,
- APE kurang dari 50 %.
Serangan Asma dikatakan mengancam jiwa jika kesadaran penderita sudah menurun. Napasnya juga pendek-pendek, dan bibir serta kuku penderita tampak kebiruan.
Pencetus asma:
1.      Infeksi saluran pernafasan
Contoh : batuk, flu
2.                        Alergens (zat yang dapat meimbulkan reaksi alergi)
Contoh : dingin, debu, bulu kucing
3.                              Latihan aerobik yang berat
Aktifitas berat kebutuhaan Omeningkat
4.                              Irritants
Contoh : bahan-bahan kimia (spray, parfum, agen pembersih)
5.                              Polusi udara
Contoh : debu, asap kendaraan bermotor, asap rokok
6.                              Emosional
Contoh : terlalu senang, marah
7.                              Obat-obatan
8.                              faktor keturunan

Allergen(zat yang dapat menimbulkan alergi)
Sedapat mungkin kurangi atau jangan pernah penderita asma terpapar dengan allergen yang meliputi:
  • Binatang
  • Serangga debu (house-dust mites)
  • Kecoa
  • Serbuk sari(dari pohon, rumput, alang-alang)
  • Jamur dalam ruangan

Efek kehamilan pada asma :
Kehamilan akan mendorong diafragma ke atas sehingga rongga dada menjadi sempit. Gerakan paru akan terbatas untuk mengambil oksigen selama pernapasan dan untuk mengatasi kekurangan oksigen ini, pernapasan akan menjadi cepat (hiperventilasi). Pada umumnya penyakit paru-paru tidak banyak mempengaruhi jalannya kehamilan, persalinan dan nifas kecuali jika penyakitnya berat atau proses penyakitnya luas sehingga disertai hipoksia.

Efek asma pada kehamilan :
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen (hipoksia). Keadaan hipoksia bila tidak segera ditangani tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan prematur atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (pertumbuhan janin.(Hanifa iknjosastro, 1976)

Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :
  1. Menurunnya aliran darah pada uterus
  2. Menurunnya venous return ibu
  3. Kurva dissosiasi oksiHb bergeser ke kiri
Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :
  1. Menurunnya aliran darah ke tali pusat
  2. Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik
  3. Menurunnya cardiac output
Perlu diperhatikan efek samping pemberian obat – obatan asma terhadap fetus, walaupun  tidak ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma akan membahayakan fetus.

Asma yaang tidak terkontrol/terapi tidak adekuat dapat menyebabkan:
  • Persalinan preterm
  • IUGR(Intra Utery Growth Retardation)/ janin Tumbuh Lambat
  • Preeklamsia
  • Morbiditas
  • Morbiditas perinatal
Dypsnea selama kehamilan
  • Sering terjadi pada TM I atau TM II
  • 50-60% terjadi pada wanita hamil dengan usia kehamilan 19 minggu, dan 60-76% pada usia 31 minggu.
  • Umumnya akan menjadi ringan, menetap atau bahkan menghilang setelah mendekati aterm.

Diagnosis asma dalam kehamilan:
  • Gejala: batuk, wheezing (mengi), nafas pendek/sesak nafas
  • Riwayat asma sebelumnya
  • Spirometri yaitu pemeriksaan untuk mengetahui seberapa besar fungsi paru-paru . yang diukur adalah volume tidal agar kemampuan paru-paru dapat diketahui.

Pengobatan asma
Obat-obatan asma sudah terbukti aman bagi janin. Bahkan salah satu obat asma justru sering diberikan pada ibu hamil yang mempunyai risiko kelahiran prematur. Yaitu, untuk mencegah kontraksi rahim yang makin hebat walaupun sebenarnya si ibu tersebut tidak asma

  • Inhaled steroid ( obat hisap)
    • Relatif aman
    • Budesonic à hati-hati bisa mengganggu organogenesis
  • Systemic steroid ( oral, suntikan)
o   Pada TM I à resiko terjadi celah (labioschisis, dsb)
o   Dilaporkan : dapat terjadi preeklamsi, BBL( berat bayi rendah), persalinan peterm
o   Masih diindikasikan pada keadaan asma yang berat atau eksaserbai(kambuhan)
(park,Wylie L. Teratology 2000;62:385-392)
  • Beta agonis
-          Short acting (serangan akut) : Salbutamol, Terbutaline
-          Long Acting (pencegahan, efek lebih lama) : Salmeterol, Fomoterol

Obat lain :
-          Inhaled Ipratropium ( categori B) à aman
-          Alternati: Zifirlukast(B) atau Montelukast(B)
Theopphyline (C)àaman, mudah didapat, cromolyn (B)

Upaya  pencegahan :
  • Pindahkan hewan peliharaan dari dalam rumah, atau setidaknya jauhkan hewan dari kamar tidur penderita serta tutup dan berikan filter udara pada ventilasi kamar tersebut
  • Gunakan sprei impermiabel terhadap alergen, begitu juga dengan sarung bantal atau cucilah sarung bantal/guling, sprei, dan selimut dengan air panas setiap seminggu (suhu >54,4C diperlukan untuk menumpasnya)
  • Kurangi kelembaban didalam ruangan kurang dari 50%, pndahkan karpet dari kamar, hindari tidur atau berbaring diatas barang yang tertutup cover, pindahkann karpet
  • Gunakan racun atau jebakan untuk mengontrol kontaminasi kecoa dan jangan tinggalkan makanan atau sampah terbuka
  • Untuk menghindari serbuk sari atau alergen luar sebaiknya tetap berada didalam ruangan, terutama sepanjang siang, dengan jendela ditutup selama musim dimana ia memiliki masalah dengan allergen luar
  • Perbaiaki semua kebocoran dan hilangkan sumber air yang berhubungan dengan pertumbuhan jamur, bersihkan permukaan berjamur
  • Sarankan pasien dan orang lain dirumah yang merokok untuk berhenti merokok atau merokok diluar rumah
  • Kenali faktor-faktor pencetus
  • Hanya makan obat-obatan yang dianjurkan dokter
  • Bila mendapat serangan asma, segera berobat kedokter untuk menghindari kekurangan oksigen pada janin
  • Hindari faktor risiko lain selama kehamilan.
  • Hindari stres dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang.
  • Sering-sering melakukan rileksasi dan mengatur pernapasan.
  • Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor pencetus.
  •  
Sumber            :
http://www.jevuska.com/2007/04/01/asma-bronkiale-pada-kehamilan

No comments:

Post a Comment