Wednesday 4 January 2012

Atresia Rekti dan Anus

A. Pendahuluan
            Atresia ani termasuk dalam beberapa bentuk dari malformasi anorektal. Malformasi ini merupakan hal yang biasa terjadi sebagai malformasi kongenital yang disebabkan oleh perkembangan yang tidak normal. Insidensi minor abnormalitas terjadi sekitar 1:500 per kelahiran hidup dan insidensi mayor anomali sekitar 1:5000 kelahiran hidup. Imperforate anus (atresia ani) meliputi beberapa gabungan malformasi rektum termasuk malformasi traktus urinarius, esophagus dan duodenum (biasanya jarang) yang tanpa adanya gejala yang jelas dan beberapa memiliki fistula dari rectum distal ke perineum atau sistem genitourinari.
B.  Definisi
Atresia ani atau anus imperforata disebut sebagai malformasi anorektal, adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna, termasuk Agenesisani, Agenesis rekti dan Atresia rekti

C. Penyebab
Atresia anorektal terjadi karena ketidaksempurnaan dalam proses pemisahan. Secara embriologis hindgut dari apparatus genitourinarius yang terletak di depannya atau mekanisme pemisahan struktur yang melakukan penetrasi sampai perineum. Pada atresia letak tinggi atau supra levator, septum urorectal turun secara tidak sempurna atau berhenti pada suatu tempat jalan penurunannya.
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.           
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu ( + 3 bulan)
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkebangan embriologik di daerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.


D. Patofisiologi
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada kehidupan embrional. Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstruksi dan adanya fistula. Obstruksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis hiperchloremia, sebaliknya fase mengalir ke arah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya  akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90% dengan  fistula ke vagina (rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki – laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula menuju ke urethra (rektourethralis).

E.  Tanda Gejala
Tanda dan gejala dari Atrsia Ani ini antara lain adalah : Mekonium tidak keluar dalam waktu 24 - 48 jam setelah lahir; Tinja keluar dari vagina atau uretra; Perut menggembung; Muntah; Tidak bisa buang air besar; Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula; Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan elektrolit dan asam basa.

F.  Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :
a. Asidosis hiperkioremia.
b. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
c. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
d. Komplikasi jangka panjang.
- Eversi mukosa anal
- Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis)
e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
f. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)
g. Prolaps mukosa anorektal.
h. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)

G. Penatalaksanaan
• Tergantung pada beratnya kecacatan
• Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat
• Cegah terjadinya komplikasi
• Dilakukan pembedahan
           Tindakan bedah dilaksanakan berdasarkan tipe kelainannya. Dua tempat kolostomi yang dianjurkan pada neonatus dan bayi yaitu, transversokostomi (kolostomi pada kolon transversum) dan sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid). Pada defek letak rendah langsung dilakukan terapi definitif, yaitu Posterior Sagital Anorektoplasti (PSARP). Sedangkan pada sisanya dilakukan kolostomi sementara. Khusus untuk defek tipe kloaka pada perempuan, selain kolostomi dilakukan pula vaginostomi dan diversi urin jika perlu. Enam bulan kemudian dilakukan Posterior Sagital Ano-Rekto-Vagoni-Uretroplasti (PSAVURP).

Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment