Friday, 25 November 2011

Oligohidramnion


A.    Pendahuluan
Oligohidramnion sangat berkaitan dengan air ketuban. Air ketuban adalah cairan yang dihasilkan janin dan selaput yang mengelilinginya. Air ketuban sangat penting bagi tumbuh kembang normal seorang janin. Bila terdapat oligohidramnion atau hidramnion, maka angka kematian dan kesakitan janin dan bayi akan meningkat. USG dapat membantu menilai volume air ketuban baik secara subyektif maupun semikuantitatif.

1)      Produksi air ketuban
Teori tentang produksi air ketuban hingga saat ini masih belum begitu memuaskan. Pada awalnya produksi tersebut dilakukan oleh epitel selaput ketuban, kemudian pada kehamilan selanjutnya diproduksi oleh ginjal janin (Abramovich DR, 1970; Wallenburg HCS, 1977).
Sumber lain mengatakan bahwa produksi air ketuban berasal dari:
a)   Kencing janin
b)   Transudat darah ibu
c)   Sekret epitel ketuban
d)  Campuran dari ketiganya

2)      Volume normal air ketuban
Dalam keadaan normal, volume ketuban berada dalam kondisi keseimbangan yang dinamik antara produksi dan absorbsi. Pertukaran air ketuban dapat melalui epitel ketuban, tali pusat, kulit, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran perkemihan (Wallenburg HCS, 1977). Volume total air ketuban diperkirakan diganti setiap 24 jam. Pada kehamilan 12 minggu jumlahnya sekitar 60 ml (Wallenburg HCS, 1977), dan meningkat secara tetap mencapai 1000 ml pada kehamilan 34 minggu kemudian menurun hingga mencapai 840 ml pada kehamilan tua (Queenan JT, 1972) dan hanya 540 ml pada kehamilan 42 minggu (Queenan JT, 1972).

3)      Fungsi air ketuban
a)      Media janin untuk tumbuh dan berkembang normal  dapat bergerak bebas
b)      Melindungi janin dari trauma
c)      Menjaga stabilitas suhu tubuh janin
d)     Berperan dalam proses pembesaran rongga ketuban dan rahim
e)      Berperan dalam proses pembukaan leher rahim pada waktu persalinan (Wallenburg HCS, 1977).
B.     Pembahasan
Oligohidramnion
1)      Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
2)      Faktor penyebab
Faktor penyebab belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan pekembangan ginjal janin. Faktor penyebab primer lainnya mungkin oleh karena ketuban kurang baik pertumbuhannya dan faktor penyebab sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
3)      Kejadian abnormal
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
4)      Gambaran keadaan ibu hamil dengan oligohidramnion
a)      Perut tampak lebih kecil dari usia kehamilan
b)      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
c)      Sering berakhir dengan kelahiran prematur
d)     Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
e)      Persalinan lebih lama dari biasanya.
f)       Sewaktu mengejan akan sakit sekali.
g)      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

5)      Pemeriksaan Penunjang
Volume air ketuban diukur melalui pemeriksaan USG dan pengambilan air ketuban ( amniosinesis ). Diskusi dengan dokter konsul harus mencakup identifikasi, faktor penyebab yang mendasar dari oligohidramnion dan pertimbangan tentang berbagai strategi manajemen yang berbeda berdasarkan faktor penyebab usia kehamilan.

6)       Akibat Oligohidramnion
a)      Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi kelahiran prematur yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
b)      Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering.
c)      Jika terjadi pada trimester pertama: berisiko menimbulkan cacat bawaan pada janin, keguguran, kelahiran prematur atau janin meninggal
d)     Jika terjadi pada trimester kedua, akan amat mengganggu tumbuh kembang janin
e)      Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama persalinan. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah. Pada akhirnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”
7)      Tindakan yang dilakukan ibu hamil dengan oligohidramnion
a)      Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
b)      Banyak istirahat
c)      Stop merokok dan atau menjadi perokok pasif
d)     Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
e)      Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina



Sumber :
Wiknjosatro, Hanifa, Prof, dr, DSOG.1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
Sarwono Prawirohardjo Mansjoer, Arief.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Ben, Zion Taber.1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC

No comments:

Post a Comment