Monday 21 November 2011

Eklampsia-preeklampsia dalam Kehamilan


Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit,yang langsung disebabkan oleh kehamilan. Kedua penyakit ini pada dasaranya sama, namun eklamsia merupakan peningkatan yang lebih berat dan dari pada pre-eklamsia, dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Pre-eklamsia dan eklamsia masih menjadi penyebab kematian perinatal tertinggi.
Pre-eklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda pertambahan berat badab yang berlebihan diikuti hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul dalam trimester 3 kehamilan, tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa. Pada pre eklamsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif. Pada pre eklamsia berat didapati sakit kepala yang erat di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di epigastrium,mual,atau munah-muntah.
            Hipertensi biasanya timbul lebih dulu daripada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-eklamsia,kenaikan tekanan sistolik harus lebih dari 30 mmHg di atas tekanan yang biasanya ditemukan. Sedangkan kenaikan untuk tekanan diastolik harus lebih dari 15 mmHg diatas tekanan yang biasanya ditemukan. Penentuan tekanan darah minimal dilakukan 2 kali dengan jarak waktiu 6 jam dalam keadaan istirahat.
            Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kai, jari tangan, dan muka. Kenaikan berat badan ½ kg per minggu merupakan hal normal yang dijumpai dalam kehamilan, namun apabila terjadi kenaikan berat badan 1 kg dalam satu minggu beberapa kali perlu dicurigai adanya pre-eklamsia.
            Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing melebihi 0,3 g/liter dalm air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan 1 atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarka melalui kateter atau midstream yang minimal diambil 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan;karena itu harus dianggap sebagai tanda yang serius.
            Pre-eklampsia yang tidak teratasi dengan baik sangat berbahaya,karena akan berkembang menjadi eklampsia. Jika eklampsia terjadi, maka ibu akan mengalami kejag-kejang,menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan. Efek bagi bayi adalah menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil. Selain itu, preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.

            Hipertensi dalam kehamilan,dibagi menjadi 3 diagnosa
Gestasional hipertensi (hipertensi dalam kehamilan)
1.      Tekanan darah 140/90 mm Hg untuk pertama kali selama hamil.
2.      Tidak ada proteinuria
3.      Tekanan darah kembali ke normal < 12 minggu postpartum
4.      Diagnosa akhir dibuat postpartum
5.       Dapat memperlihatkan tanda-tanda lain preeklampsia, misalnya nyeri    epigastrium
Preeklampsia ringan, jika :
1.      Kenaikan tekanan darah sistol lebih dari atau sama dengan 30 mmHg atau diastol lebih dari atau sama dengan 15 mmHg (dibandingkan dengan tekanan darah sebelum hamil) pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2.      Kenaikan tekanan darah sistol lebih atau sama dengan 140 mHg (tapi kurang dari 160 mmHg), dan tekanan darah diastol lebih dari atau sama dengan 90 mmHg (tapi kurang dari 110 mmHg).
3.      Dijumpainya protein dalam air kemih yang dikumpulkan selama 24 jam dengan kadar 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara pemeriksaan kualitatif protein air kemih menunjukkan hasil positif 2.
4.      Adanya pembengkakan akibat penimbunan cairan di daerah bagian depan betis, dinding perut, bokong dan punggung tangan.
Preeklampsia berat, tanda-tandanya adalah :
1.      Tekanan darah sistol 160 mmHg atau lebih, atau tekanan darah diastol 110 mmHg atau lebih.
2.      Protein dalam air kemih yang dikumpulkan selama 24 jam sebesar 5 gr/liter atau lebih; atau pada pada pemeriksaan kualitatif protein air kemih menunjukkan hasil positif 3 atau 4.
3.      Air kencing sedikit, yaitu kurang dari 400 ml dalam 24 jam.
4.      Adanya keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, serta nyeri di ulu hati.
5.      Penimbunan cairan di paru-paru yang ditandai dengan sesak napas, serta pucat pada bibir dan telapak tangan akibat kekurangan oksigen(edema paru atau sianosis).
Perubahan yang dialami oleh ibu hamil yang mengalami pre eklamsia tidak jauh berbeda dengan yang mengalami eklamsia. Perubahan ini meliputi perubahan anatomi-patoligik dan perubahan fisiologi-patologik.
      1)            Perubahan anatomi-patologik
a)      Plasenta
Pada pre-eklamsia terjadi spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal sebagai akibat tuannya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam vili karena fibrosis, dan konversi mesoderm menjadi jaringan fibrotik, dipercepat prosesnya dalam pre-eklamsia dan hipertensi.
b)      Ginjal
Ginjal biasanya normal atau dapat membengkak. Pada simpai ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemuka perdarahan kecil. Penyelidika biopsi ginjal oleh Altchek,dkk(1968) menunjukan pada pre-eklamsia terdapat kelainan berupa :
a.       Kelainan glomerolus.
b.      Hiperplasia sel-sel jusktaglomeruler.
c.       Kelainan pada tubulus-tubulus Henle.
d.      Spasmus pembuluh darah ke glomerolus.
Glomerolus tampak sedikit membengkak dengan perubahan-perubahan sebagai berikut :
a.       Sel-sel diantara kapiler semakin bertambah.
b.      Membran basalis dinding kapiler glomerolus seolah-olah terbelah , tetpi hal tersebut adal bertambahnya matriks mesagial.
c.       Sel-sel kapiler membengkak dan lumen menyempit atau tidak ada.
d.      Penimbunan zat protein berupa serabut ditemukan dalam kapsel Bowman.
Sel-sel jukstaglomeruler tampak membesar dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma sel dan bervakuolisasi. Epiteltubulus-tubulus Henle berdeskuamasi hebat;tampak jelas fragmen inti sel terpecah-pecah. Pembengkakan sitoplasma dan vakuolisasi nyata sekali. Pada tempat lain tampak regenerasi.
Perubahan tersebuh yang menyebabka proteinuria dan mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air. Sesudah persalinan berakhir,sebagian besar perubahan yang digambarkan menghilang,hanya kadang-kadang ditemukan sisa-sisa penambahan matriks mesingeal.
c)      Hati
Hati besarnya normal,pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat pendarahan yang tidak teratur. Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemuka perdarahan dan nekrosis pada teoi lobulus, disertai trombosis pada pembuluh darah kecil,terutama di sekitar vena porta.
d)     Otak
Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri; pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.
e)      Retina
Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola-arteriola. Vena tampak lekuk pada persimpangan arteriola.
f)       Paru-paru
Paru-paru menunjukan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopnemonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru.
g)      Jantung
Perubahan lebih terjadi pada eklamsia
h)      Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal dapat menunjukan kelainan berupa perdarahan dan nekrosis dalam berbagai tingkat.
      2)            Perubahan fisiologi-patologik
a)      Perubahan pada plasenta dan uterus
Menurunnya aliran darahh ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu; pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematiannya karena kekurangan oksigenasi. Meningkatkan resiko terjadinya partus prematurus
b)      Perubahan pada ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan aliran darah ke ginjal menurun,sehingga meneyebabkan filtrasi glomerolus menurun.
c)      Perubahan pada retina
Pada pre-eklamsia tampak edema retina,spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri; jarang terjadinya perdarahan atau eksudat.
d)     Perubahan pada paru-paru
Edema paru-paru menjadi penyebab utama kematian penderita pre-eklamsia dan eklampsia. Komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri.
e)      Metabolisme air dan elektrolit
Terjadi pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah mengurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Kaena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai jaringan tubuh berkurang dengan akibat hipoksia.

Frekuensi terjadinya pre-eklampsia
Frekuensi terjadinya pre-eklampsia di tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial-ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis, dll. Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi yang lebih berisiko adalah:
a.       Hamil untuk pertama kali
b.      Mempunyai kehamilan bayi kembar
c.       Memiliki hipertensi sebelum hamil
d.      Memiliki masalah dengan ginjal
e.       Hamil di atas usia 35 tahun
f.       Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

            Pencegahan agar pre-eklempsia tidak menjadi pre-eklampsia berat maupun eklampsia:
a.       Istirahat cukup selama hamil
Istirahat dapat mengurangi kerja jantung ibu. Suplai darah ke rahim pun lebih terjaga kecukupannya. Dengan kata lain, aktivitas yang meningkat menyebabkan tekanan darah meningkat lebih tinggi lagi harus dikurangi. Istirahat tidak berarti harus selalu tidur,tetapi frekuensi berbaring dan duduk lebih sering dilakukan dalam keseharian. Sebaiknya berbaring ke sisi sebelah kiri untuk meningkatkan aliran darah pada janin.
b.      Mendapatkan pertolongan.
Mintalah pada keluarga, teman, atau pembantu rumah tangga untuk menggantikan segala tugas sebagai ibu rumah tangga. Misalnya mencuci pakaian, belanja dan membersihkan rumah. Bila ibu mempunyai anak kecil,usahakan ibu tidak mengikuti kemanapun anak ikut bermain. Ibu dapat menitipkan anak tersebut ke PAUD pada pagi hari,siangnya anak diajak untuk beristirahat dengan ibu, dan jika ingin bermain di luar dapat diawasi oleh kerabat.
c.       Melakukan pekerjaan ringan yang bermanfaat untuk mengurangi stress
Tinggal di tempat tidur tak berarti ibu tak dapat melakukan apapun. Ibu dapat merencanakan, misalnya, menyusun menu makanan, mengurus keuangan, membaca majalah kesehatan ibu dan anak, dan memutar musik lembut.
d.      Ibu hamil harus berdiet
Diet meliputi diet tinggi protein,dan rendah lemak,karbohirat,garam serta penambahan berat badan.Sejumlah besar garam yang masuk ke dalam darah ibu dapat menyebabkan volume darah di pembuluh darah bertambah namun hemoglobin tidak, karena wanita hamil tidak dapat mengeluarka natrium dengan sempurna. Akibatnya, jantung bekerja lebih kuat dan tekanan darah pun meningkat. Jadi, ibu perlu mengatur menu dengan kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi seperti daging, ikan, susu, telur, keju, dan kacang-kacangan.
Hindari makanan yang mengandung banyak garam (tinggi natrium). Natrium banyak terdapat pada garam, bumbu dapur, bahan pengembang maupun pengawet makanan. Karena itu, ibu perlu menghindari makanan camilan, makanan instan, banyak saus, makanan kaleng, dan sebagainya.
Saat menurunkan konsumsi garam, konsumsilah banyak buah dan sayuran yang tinggi kadar potasiumnya seperti kacang kacangan, aprikot dan lain lain. Potasium dapat membantu menurunkan tekanan darah. Bagi mereka yang mengalami gangguan ginjal, sebaiknya jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung potasium karena dapat memperburuk keadaan ginjalnya.
Kalsium dan magnesium merupakan dua jenis mineral yang bagus untuk penderita tekanan darah tinggi. Buah buahan dan sayuran yang tinggi seratnya juga mempunyai kemampuan untuk menurunkan tekanan darah. Asam lemak tak jenuh seperti omega 3 yang berasal dari minyak ikan tuna juga mempunyai efek yang bagus untuk menurunkan tekanan darah.
e.       Perbanyak Minum.
Ibu bisa minum air putih lebih banyak dari biasanya. Air akan mendorong garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum, ibu menjadi lebih sering ke toilet sehingga kelebihan garam bisa terbawa keluar. Minimal ibu minum 2 liter per hari.
f.       Tertib Minum Obat.
Apabila ibu diberi obat oleh dokter/bidan/tenaga kesehatan yang lainnya, ibu harus meminum obat tersebut sesuai aturan.
Sumber pembuatan materi :
Wiknjosastro,Hanifa: Ilmu kandungan.. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999
Prawiroharjo, Sarwono:Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1976   
http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/gangguan-hipertensi-dalam-kehamilan.html

No comments:

Post a Comment