Thursday 12 January 2012

Asi Eksklusif PENTING!!!

a.    Pengertian
Definisi ASI eksklusif menurut WHO (2005) adalah pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir tanpa makanan dan minuman tambahan lain kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai bayi berusia 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberi makanan pendamping ataupun makanan pengganti ASI. Sedangkan ASI non eksklusif adalah pemberian ASI yang ditambah dengan makanan lain baik berupa MP-ASI maupun susu formula sebelum bayi berusia 6 bulan (Depkes RI, 2005).
Menurut Roesli (2008) pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti : susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa makanan tambahan padat seperti : pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur asi dan tim.
b.                                                    Kelebihan ASI bagi Bayi
            ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI dapat memenuhi semua kebutuhan bayi usia 0-6 bulan. ASI juga dapat melindungi bayi untuk melawan segala kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI memiliki kualitas terbaik dibanding yang lain. Zat-zat yang terkandung dalam ASI memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. WHO dalam jurnal resminya mengatakan : “ ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi.” (Kodrat, 2010).
            Menurut Damayanti (2010), ada beberapa kelebihan ASI bagi bayi yaitu :
1)    ASI mengandung lebih dari 100 jenis zat gizi yang tidak bisa disamai oleh susu jenis apapun. ASI merupakan makanan yang sempurna untuk proses tumbuh kembang bayi.
2)    ASI membantu tumbuh kembang otak bayi karena ASI mengandung protein khusus (taurin), laktosa, dan omega-3 (asam lemak tak jenuh) yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3)    ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Kolostrum yang merupakan cairan tahap pertama ASI mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Bayi yang lahir secara alamiah telah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi tidak lama tubuh bayi akan membentuk zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif saat berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan menurun sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi sehingga bayi mudah terkena penyakit infeksi.
Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, terutama ASI eksklusif yaitu ASI saja selama 6 bulan karena ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan jamur. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit diare, infeksi telinga, batuk, pilek, obesitas dan penyakit alergi.
4)      ASI memperkecil resiko terjadinya SIDS dan Postnatal Death. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) yaitu kematian bayi secara tiba-tiba. Sedangkan Postnatal Death adalah kematian bayi yang terjadi di masa 28 hari sampai 1 tahun kehidupan bayi.
5)      ASI menjaga kesehatan kardiovaskuler bayi hingga masa dewasa, misal : kadar kolesterolnya. Di samping itu ditemukan juga bahwa ASI bisa menghambat terjadinya ikatan lemak-protein yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.
c.    Manfaat ASI untuk Ibu
                  Manfaat ASI untuk Ibu dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1)    Manfaat Psikologis
a)    Meningkatkan rasa percaya diri
                  Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui merupakan perasaan bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi (Kodrat, 2010).
b)    Menyusui adalah cara yang paling gampang untuk membuat bayi tidak rewel
                  Proses menyusui dapat merangsang ikatan kasih sayang antara ibu dan bayinya. Bayi akan merasa aman dan tenang sehingga tidak akan rewel (Damayanti, 2010).
2)    Manfaat Ekonomis
a)    ASI sangat ekonomis
                  ASI merupakan makanan bayi yang sangat ekonomis dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkannya (Kodrat, 2010).
b)    Pemberiannya sangat praktis
                  Menyusui merupakan hal yang sangat praktis karena dapat langsung diberikan kepada bayi. Berbeda dengan susu formula yang harus membeli dahulu di toko dan juga diracik (Kodrat, 2010).
3)    Manfaat Biologis
a)    Menyusui sebagai metode kontrasepsi alamiah
                  Pemberian ASI eksklusif dapat digunakan sebagai cara mencegah kehamilan. Pembentukan sel telur tidak terjadi pada sebagian ibu menyusui jika bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan dan ibu belum haid (Kodrat, 2010).
b)    Mempercepat kembalinya rahim ibu ke bentuk semula
                  Menyusui dapat mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula. Hal ini dipengaruhi hormone progesterone yang merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terperah keluar dan merangsang kontraksi rahim (Kodrat, 2010).
c)    Mempercepat berat badan ibu kembali normal
                  Berat badan ibu yang menyusui akan cepat turun karena cadangan lemak dalam tubuh ibu akan dipergunakan untuk pembentukan ASI. Selain itu isapan bayi pada puting susu ibu merangsang keluarnya hormon yang dapat mengencangkan dinding-dinding perut ibu kembali (Yuliarti, 2010).
d)    Mengurangi resiko kanker payudara
                  Semakin lama ibu menyusui maka semakin sedikit resiko terserang kanker payudara. Pada tahun 2000, penelitian di 6 negara berkembang yang melibatkan 147 orang ibu menunjukkan bahwa minimal 20% ibu yang menyusui akan terhindar dari kanker payudara (Yuliarti, 2010).

d.    Produksi ASI
Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormon oksitosin yang disekresikan oleh glandula pituitaria posterior atas rangsangan isapan bayi. Oksitosin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli berkontraksi yang dengan demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses ini disebut dengan “let down” reflex.
Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dibagi menjadi 3, yaitu kolostrum (colostrum), air susu masa peralihan (transitional milk), dan air susu matur (matur milk).

Jenis ASI berdasarkan waktu diproduksi (Kodrat, 2010) :
1)    Kolostrum (colostrum)
a)    Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
b)    Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.
c)    Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
d)    Imunoglobulin (IgA) dalam kolostrum bersama dengan limfosit dan makrofag dalam tubuh mampu mencegah masuknya antigen baik pada bayi, balita, dewasa, dan wanita hamil.
2)    Air susu masa peralihan (transitional milk)
a)    Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
b)    Disekresi dari hari ke-4 sampai dengan hari ke-14 dari masa laktasi.
c)    Beberapa zat yang tergantung dalam ASI peralihan ini adalah lemak, laktosa, vitamin terlarut dalam air dan mengandung lebih banyak kalori daripada kolostrum.
3)    Air susu matur (matur milk)
                  ASI matur adalah cairan terakhir yang dihasilkan oleh sang ibu. ASI matur berisi 90% air yang diperlukan untuk memelihara bayi sedangkan 10% kandungannya adalah karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi.
e.    Kandungan Gizi ASI
            Menurut Kodrat (2010) ASI mengandung banyak sekali zat gizi dan vitamin yang diperlukan tubuh bayi, antara lain :
1)    Air
                  Mayoritas kandungan ASI adalah air. Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan – bahan larut melalui air seni.
2)    LPUFAs
                  LPUFAs (Long chain Polyunsaturated Fatty) sangat diperlukan oleh bayi dalam membantu fungsi mental, penglihatan, dan perkembangan psikomotor bayi.
3)    Protein
                  Mayoritas protein dalam ASI yaitu whey, yang mudah dicerna. Protein didalam ASI diciptakan sesuai dengan tingkat metabolisme yang ada dalam system organ ditubuh bayi, dengan demikian tubuh bayi akan dengan mudah menerimanya.
4)    Lemak
                  Lemak dalam ASI terdiri dari beberapa jenis antara lain DHA, ALA, AA, dan lain sebagainya. DHA merupakan zat yang penting untuk membantu pertumbuhan, perkembangan, serta mempertahankan fungsi kerja jaringan otak. Lemak ASI lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh bayi dibandingkan lemak dalam susu sapi.


5)    Karbohidrat
            Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa merupakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak.
6)    Zat besi
                  Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg/liter), bayi yang menyusu jarang kekurangan zat besi. Hal ini dikarenakan zat besi dalam ASI memang lebih mudah diserap.
7)    Vitamin, Kalsium, Fosfor, dan Magnesium
                  Kadar vitamin A, B, C, D, dan E dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan kadar dalam susu sapi. Namun kadar vitamin K, kalsium, fosfor, dan magnesium dalam ASI lebih sedikit daripada susu sapi. Akan tetapi, kandungan mineral tersebut dalam ASI sudah mencukupi kebutuhan bayi.
8)    Taurin
                  Taurin berperan dalam perkembangan mata bayi. Taurin banyak terdapat di retina terutama terkonsentrasi di epitel pigmen retina dan lapisan foto reseptor.
9)    Lactobacillus
                  Lactobacillus dalam ASI berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

f.     Lamanya Menyusui
Dalam dua hari pertama produksi ASI belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari berikutnya bayi dapat menyusu selama 15–20 menit tiap kalinya, walaupun sebagian besar ASI keluar pada 5–10 menit pertama dari tiap payudara. Sebaiknya harus diperhatikan bahwa bayi yang menangis tidak selalu disebabkan oleh rasa lapar, mungkin juga oleh gerakan usus yang berlebihan, sedang sakit atau bahkan karena memerlukan kontak dengan ibunya (Yuliarti, 2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Roesli, 2008).
Pemberian cairan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan resiko terkena penyakit. Pemberian cairan dan makanan dapat menjadi sarana masuknya bakteri patogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama di lingkungan yang kurang higienis dan sanitasi yang buruk (Yuliarti, 2010).
Setelah bayi berumur 6 bulan, makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai diperkenalkan kepada bayi. MP-ASI diberikan untuk melengkapi zat gizi yang kurang pada ASI seiring dengan bertambahnya kebutuhan bayi. MP-ASI dapat mengembangkan kemampuan bayi dalam menerima makanan, mengunyah, dan menelan. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus diberikan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya. Pengenalan makanan diberikan secara bertahap sedikit demi sedikit dari bentuk encer secara berangsur ke bentuk yang lebih kental. Namun pemberian ASI harus tetap dilanjutkan setidaknya sampai bayi berumur 2 tahun (Yuliarti, 2010).


Ari Wahyuti
ASI Eksklusif , pemberian ASI eksklusif, Pemberian MP-ASI

No comments:

Post a Comment