Polihidramnion atau disingkat hidramnion saja didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi 2 liter. Beberapa ahli ada yang mendapat 4-5 liter, bahkan Kustner menjumpai sampai 15 liter pada kehamilan baru 5 bulan. Sedangkan secara klinik, hydramnion adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Dan secara USG, hydramnion adalah jika Amnionic Fluid Index (AFI) >20 atau lebih.
Mekanisme terjadinya hydramnion hanya sedikit yang diketahui. Pada penyelidikan yang dilakukan tidak didapati kelainan pada epitel amnion yang dapat menyebabkan hypersekresi dari air ketuban.
Pada percobaan yang dilakukan Prichard dan Sparr dengan menyuntikkan kromat radioaktif ke dalam air ketuban, mereka menemukan bahwa janin menelan ± 8-10 cc air ketuban atau 1 % dari seluruh volume air ketuban dalam tiap jam. Apabila janin tidak menelan air ketuban ini – janin dengan stenosis – akan didapat keadaan hydramnion.
Kasus hydramnion berkisar 0,5-1 % dari kehamilan, multigravida (hamil>1) lebih sering daripada primigravida (hamil pertama).
Yang sering dijumpai adalah hydramnion yang ringan dengan jumlah cairan 2-3 liter sebanyak 80-85 %, kemudian yang sedang sebanyak 17 %, dan yang berat sebanyak 5 %.
Hydramnion sering disertai dengan malformasi janin, khususnya malformasi sistem saraf pusat dan traktus gastro intestinal, serta sering kita dapati bersamaan dengan gameli atau hamil ganda (12,5 %), hidrops foetalis, DM, dan toxemia gravidarum.
Komplikasi yang bisa terjadi pada hydramnion adalah : Pre-eklampsia,KPD,persalinan kurang bulan, perdarahan pra-persalinan.
Perjalanan penyakit hidramnion adalah sebagai berikut :
1. Hydramnion Akut
Terjadinya penambahan air ketuban sangat tiba-tiba/mendadak dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan muda, bulan ke-4 atau ke-5 dan bulan ke-6. Komposisi air ketuban pada hydramnion menurut penyelidikan sama saja dengan air ketuban normal.
2. Hydramnion Kronis
Banyak dijumpai pertambahan air ketuban yang terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu/bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
Penyebab hidramnion adalah seperti yang disebutkan di bawah ini, yaitu :
1. Adanya kelainan pada bayi seperti anencefali,spina bifida, sumbatan saluran makanan bayi, tumor di leher bayi,dll.
2. Kelainan placenta : adanya tumor pada placenta.
3. Kehamilan kembar.
4. Penyakit ibu seperti diabetes,kelainan ginjal atau jantung
Gejala yang dirasakan ibu hamil yang menderita hydramnion adalah :
1. susah bernafas,berdebar-debar, dan bengkak pada kaki.
2. tinggi rahim melebihi usia kehamilan
3. bagian-bagian janin sulit diraba dari luar.
4. rasa nyeri pada ulu hati dan perut
5. sering mual dan muntah
6. perut terasa lebih berat dari biasanya
Untuk mendeteksi hydramnion dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Inspeksi
o Perut ibu tampak lebih besar, tegang, mengkilat dan tampak retak-retak.
o Bila tidur telentang, perut tampak melebar ke samping.
o Ibu tampak meringis.
o Ibu terlihat sesak serta terlihat susah membawa kandungannya.
o Tampak edema pada vulva.
2. Palpasi
o Perut teraba tegang serta terjadi edema pada dinding perut dan tungkai.
o Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilannya sesungguhnya.
o Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan.
o Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin.
3. Auskultasi
o DJJ sukar didengar atau kalau terdengar halus sekali.
4. Pemeriksaan tambahan
o USG + rontgen untuk menilai AFI, jumlah bayi, letak bayi, dan deteksi kelainan kongenital bayi.
o Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang bayangan janin tidak jelas.
o Foto rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnostik dan untuk menentukan etiologi seperti anomaly congenital.
Penanganan untuk hydramnion adalah berdasarkan berat ringannya penyakit. Untuk yang ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi sistomatis, serta hanya dilakukan bedrest (diharapkan kelebihan air ketuban akan segera menghilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan). Sedangkan untuk yang berat ada 3 prinsip utama, yaitu :
1. hilangkan gejala
2. cari penyebab
3. atasi/hindari komplikasi
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan pada hydramnion berat :
1. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur :
1 x sebulan sampai umur kehamilan 28 minggu atau bila ada keluhan.
2 x seminggu sampai umur kehamilan yang 36 minggu atau bila ada keluhan.
1 x seminggu sampai bayi lahir atau bila ada keluhan segera ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
3. Memberi penjelasan tentang keluhan sesak, nyeri, mual dan muntah yang dialami yaitu :
Sesak dan nyeri diakibatkan oleh pembesaran uterus sehingga terjadi tekanan pada organ terutama pada diafragma dan karena tegangan.
Sedangkan pada mual dan muntah terjadi akibat penekanan pada lambung disebabkan pembesaran uterus yang berlebihan.
4. Beri penjelasan tentang kebutuhan gizi ibu selama hamil dan memberikan diet rendah garam.
5. Memantau perkembangan janin dengan USG.
6. Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi yang nyaman menurut ibu dengan posisi semi fowler.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup/sempurna.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter kandungan dalam :
Pemberian obat sedativa dan obat diuresis.
Melakukan fungsi abdominal pada kanan bawah umbilikus jika terjadi sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang. Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang. Kalau cairan dikeluarkan secara cepat dikhawatirkan terjadi his dan solutia plasenta, apalagi jika anak belum viable. Komplikasi fungsi dapat berupa : timbul his, trauma pada janin, terkenanya organ-organ rongga perut oleh tusukan, infeksi, dan shock. Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya jarum mengenai plasenta maka fungsi harus dihentikan.
Memberikan O2
Sumber :
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
No comments:
Post a Comment