Sunday 25 December 2011

Gangguan Jantung dalam Kehamilan


     Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Oleh karena itu di dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan pada sistem jantung dan pembuluh darah. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah

Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh :
a. Pertambahan volume darah(Hipervolumia) : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu, lalu menetap.
b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh pembesaran rahim.

Dalam kehamilan :
a. Denyut jantung dan nadi: meningkat
      b.  Pukulan jantung: meningkat
      c.  Tekanan darah: menurun sedikit
      Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).


Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung. Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya.
b. Pada kala II wanita mengerahkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung yang erat.
c. Pada post partum,dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi.

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :
a. Dapat terjadi keguguran (abortus)
b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan.
c. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah.
d. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati.
e. Kematian janin dalam rahim ( KJDR )

Klasifiksi penyakit jantung dalam kehamilan :
- Kelas 1 :
a. Tanpa pembatasan gerak fisik.
b. Tanpa gejala pada kegiatan biasa
- Kelas II :
a. Sedikit dibatasi kegiatan fsiknya
b. Waktu istirahat tidak ada keluhan
c. Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insufisiensi jantung.
d. Gejalanya adalah lelah, palpitalis, sesak nafas, dan nyeri dada ( angin pektoris ).
- Kelas III :
a. Kegiatan fisik sangat dibatasi
b. Waktu istirahat tidak ada keluhan
c. Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi jantung.
- Kelas IV :
a. Waktu istirahat dapat menimbulkan keluhan insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik.
Kira-kira 80 % penderita adalah kelas I dan II dan kehamilan dapat meningkatkan kelas tersebut menjadi III atau IV, Faktor-faktor yang dapat pula mempengaruhi adalah umur, anemia, adanya gangguan irama jantung(aritmia jantung), dan hipertropi ventrikuler dan erhan sakit jantung.

Keluhan dan gejalanya meliputi  :
a. Mudah lelah
b. Nadi tidak teratur
c. Edema (bengkak)
d. Dispnea (sesak nafas)
e. Palpitasi kordis (jantung berdebar-debar,  denyut jantung tidak teratur)
f. Sianosis (kebiruan) pada kuku

Penanganan :
a.    Dalam Kehamilan
-   Antenatal teratur dikonsultasikan kepada ahli ( kunjungan antenatal setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya)
-     Cukup istirahat, menjauhi emosi, jangan bekerja terlalu berat.
-     Penambahan berat badan yang agresif harus dicegah.
-     Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, di samping pemeriksaan biasa, elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya. 
-     Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
-     Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
F     Kelas I     : Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
F     Kelas II    : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
F     Kelas III   : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
F     Kelas IV  : Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.
b.      Penanganan secara umum
-     Penderita kala III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya.
-     Bila hamil, sedini mungkin abortus buatan medikalis.
-     Pada kasus tertentu tubektomi.
-     Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR).
c.      Masa laktasi
-     Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II yang sanggup melakukan kerja fisik.
-     Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV.

Sumber :
Bagus Gede Manuaba.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Taber Ben-zion.1994.Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Mochtar Rustam.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

Wiknjosastro hanifa.2005.Ilmu kebidanan.Jakarta : YBP-SP

Tuesday 20 December 2011

Diabetes Melitus dalam Kehamilan


Diabetes mellitus dalam kehamilan atau sering disebut diabetes mellitus gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu-ibu yang sedang hamil. Wanita hamil yang berisiko terkena gestasional diabetes adalah: Hamil diatas usia 30 tahun, gemuk, ada riwayat diabetes dalam keluarga, mengalami diabetes pada kehamilan sebelumnya, memiliki riwayat keguguran berulang, memiliki riwayat resistensi insulin sebelum hamil, pernah melahirkan bayi diatas 4 kg, pernah mengalami pre-eklampsia, pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan atau meninggal dengan secara tidak jelas.
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala yang sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
            Seperti halnya kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula darah pada urine juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah. Pada saat dilakukan test pembebanan glukosa (Glucose Tolerance Test = GTT), kadar gula darah pada umur kehamilan 24-30 minggu mencapai 140-200 mg %. Sedangkan untuk ibu penderita diabetes sebelum hamil, kadar gula darah mencapai lebih dari 200 mg %.
            Penyakit diabetes mellitus ini mempunyai banyak efek terhadap ibu dan janin yang dikandungnya. Pengaruh terhadap kehamilan diantaranya adalah abortus, partus prematurus, pre eklamsi, hidramnion, dan insufisiensi plasenta. Pengaruh penyakit terhadap persalinan meliputi gangguan kontraksi otot rahim sehingga partus lama dan dapat pula terjadi perdarahan post partum, janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi, gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati. Pengaruhnya terhadap kala nifas antara lain mudah terjadi infeksi, kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar. Pengaruh diabetes gestasional terhadap bayi diantaranya adalah janin besar ( makrosomia) dan bayi mengalami hipoglikemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian.
            Pola hidup sehat untuk mengatasi diabetes gestasional adalah  :
            1.  Olah Raga
Pasien bebas melakukan program olah raga apapun. Penelitian membuktikan bahwa suatu program latihan pengkondisian kardiovaskular memperbaiki kontrol glikemik apabila dibandingkan dengan diet saja. Olah raga yang sesuai adalah yang menggunakan otot-otot tubuh bagian atas atau tidak banyak menimbulkan stres mekanis pada daerah badan selama latihan. Diperkirakan bahwa saat tubuh bagian bawah dijauhkan dari muatan olah raga dengan pembebanan, dosis olah raga dapat ditingkatkan dengan aman sehingga sistem kardiovaskular dapat dilatih tanpa menimbulkan ketakutan akan timbulnya gawat janin, latihan kardiovasular untuk tubuh bagian atas tersebut menurunkan kadar glukosa darah. Efek olah raga pada kadar glukosa mulai muncul setelah 4 minggu berolah raga.

2. Diet
·         Banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat sehat.
Sumber karbohidrat sehat adalah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Meskipun diperbolehkan, pola konsumsi karbohidrat tetap harus diperhatikan. Sebaiknya jumlah karbohidrat yang dikonsumsi sama jumlahnya untuk tiap kali makan. Demikian juga dengan jumlah total karbohidrat harian, hendaknya sama dari hari ke hari. Tujuannya, agar gula darah tetap stabil, tidak naik turun.
·         Banyak makan makanan kaya serat.
Serat adalah zat yang terdapat dalam makanan yang tidak diserap oleh tubuh. Fungsi serat sangat penting seperti membantu menurunlkan kadar kolesterol. Contoh makanan kaya serat yaitu kacang polong, buncis, apel, jeruk, wortel, daun ubi, kangkung, bayam, dll. Tubuh setidaknya memerlukan 25-50 gram serat setiap harinya.
·         Membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh
Salah srtu komplikasi serius diabetes adalah gangguan pada pembuluh otak dan jantung. Gangguan ini dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke. Agar gangguan ini tidak bertambah parah, maka sebaiknya penderita diabetes menghindari mengkonsumsi lemak jenuh. Contohnya adalah mentega dan margarine.
·         Hindari makanan mengandung kolesterol tinggi
Sama seperti lemak jenuh, makanan berkolesterol tinggi juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya penyakit jantung koroner dan stroke pada penderita diabetes. Oleh karena itu hindari maknan berkolesterol tinggi seperti jeroan.
·         Perbanyak makan ikan
Ikan banyak mengandung asam lemak omega 3 yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung. Ikan juga dapat menjadi sumber protein pengganti daging atau telur.
·         Makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes antara lain makanan yang mengandung banyak gula sederhana seperti : gula pasir, gula jawa, es krim, minuman ringan, susu kental manis. Makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji, goreng-gorengan. Makanan yang mengandung banyak natrium seperti ikan asin telur asin, makanan ayang diawetkan juga harus dihindari.
·         Contoh menu dalam sehari :
Makan pagi           : setangkap roti tawar, sebutir telur ayam, 1 sendok teh           selai, 1 gelas susu skim, 1 apel
Selingan pagi         : lemper, teh tanpa gula
Makan siang          : nasi putih, macaroni daging cincang, sayur bening bayam, papaya
Selingan sore         : kue basah, 1 gelas jus tomat
Makan malam        : nasi, sayur lodeh, ayam goreng
                                


Sumber :
-          Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Obstetri patologi. Bandung : Elstar Offset
-                      Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
-          Rusilanti. 2008. Menu Sehat Untuk Pengidap Diabetes Melitus. Jakarta : PT. Kawan Pustaka
-          http://www.drdidispog.com/2008/12/diabetes-dalam-kehamilan.html

Thursday 15 December 2011

Anemia Kehamilan


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari   12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.  Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.  Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi  dan perdarahan akut  bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi. Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Kurang gizi (malnutrisi)
2.      Kurang zat besi dalam diit
3.      Malabsorpsi
4.      Kehilangan darah banyak seperti  persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5.      Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN.
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1.      Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi  akibat kekurangan zat besi dalam darah.  Pengobatan yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a.       Terapi Oral adalah dengan memberikan tablet besi yaitu fero sulfat, fero glukonat  atau Na-fero bisirat.  Pemberian 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.  Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk penanganan anemia.
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua.  Pemberian obat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr%.
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.  Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.  Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.  Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Hb 11 gr%    : Tidak anemia
2.      Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3.      Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4.      Hb < 7 gr%   : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.  Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.  Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.  Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi.  Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari.  Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil. Untuk itu perlu tambahan asupan nutrisi berupa makanan yang mngandung zat besi dan protein yang cukup (bahan pangan hewani: daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin.
2.      Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a.       Asam folik 15 – 30 mg per hari
b.      Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c.       Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d.      Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3.      Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.  Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4.      Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.  Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.  Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.  Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil.  Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

EFEK ANEMIA PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.  Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital.  Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartus, anemia  dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena  ibu cepat lelah.  Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.

SIMPULAN
            Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.  Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

SUMBER
Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Mochtar, R. 1998 . Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC
Notobroto. 2003. Insiden Anemia. http://adln.lib.unair.ac.id. diperoleh 24 Februari, 2006.
Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP